Makna dan Filosofi Lambang Nahdlatul Ulama

Makna dan Filosofi Lambang Nahdlatul Ulama  Lambang Nahdlatul Ulama -(NU) memiliki nilai sejarah yang sangat kuat serta makna filosofis yang mendalam. Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU menggunakan simbol-simbol pada lambangnya untuk mencerminkan ajaran, nilai, serta visi-misinya sebagai pergerakan sosial-keagamaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci makna dari setiap elemen yang terdapat pada lambang NU dan bagaimana setiap unsur tersebut mewakili nilai-nilai utama organisasi.

Makna dan Filosofi Lambang Nahdlatul Ulama 

Makna dan Filosofi Lambang Nahdlatul Ulama


Lambang NU merupakan hasil istikharah Kiai Ridwan Abdullah. Ia adalah seorang kiai yang alim, tapi memiliki kelebihan yang lain, yaitu terampil melukis. Ia hanya diberi waktu satu setengah bulan untuk menyelesaikan tugasnya itu. Ternyata dengan waktu yang ditentukan itu, dia tak mampu membuatnya. Ia tidak mendapatkan inspirasi yang sesuai dengan keyakinan hati.  

Berikut deskripsi lambang NU sebagaimana dijelaskan dalam Antologi Sejarah, Istilah, Amaliah, Uswah NU:  

1. Bola dunia adalah tempat manusia berasal dan tinggal. Hal ini sesuai dengan surat Thaha ayat 55. 

 2. Tali atau tambang yang mengelilingi bola dunia. Ini artinya adalah lambang ukhuwah, atau persaudaraan. Ini berdasarkan ayat 103 dalam surat Ali Imran. 

3. Peta Indonesia terlihat. Meskipun NU menggunakan lambang bola dunia, tapi yang tampak di permukaan adalah peta Indonesia. Ini melambangkan NU didirikan di Indonesia, berjuang di Indonesia. 

4. Dua simpul ikatan di bagian bawah melambangkan hubungan vertikal dengan Allah dan hubungan horizontal dengan sesama umat manusia. 

 5. Untaian tampar tambang yang berjumlah 99 melambangkan nama-nama terpuji bagi Allah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99.

  6. Lima bintang di atas bola dunia. Bintang yang berada di tengah berukuran besar dibanding empat yang lainnya. Bintang paling besar itu melambangkan Rasulullah, sementara yang empat melambangkan sahabatnya yang mendapat julukan Khulafaur Rasyidin yakni Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

  7. Empat bintang di bawah bola dunia melambangkan empat imam mazhab Ahlussunah wal Jamaah yaitu Imam Maliki, Imam Syafi'i, Imam Hanafi, dan Imam Hanbali.

  8. Jumlah bintang secara keseluruhan ada sembilan. Ini bermakna Wali Songo (sembilan ulama penyebar Islam).

 9. Tulisan Nahdlatul Ulama dalam huruf Arab melintang di tengah bumi untuk menunjukkan nama organisasi tersebut, 

Nahdlatul Ulama, kebangkitan para ulama.  

Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar mengatakan, huruf dladl pada tulisan Nahdlatul Ulama itu berukuran panjang, melintasi bola dunia. Hal ini melambangkan, NU akan mendldadlkan dunia. Dladl bisa dimaknakan kepada hadits yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang paling pasih dalam mengucapkan huruf dladl.  

 10. Warna dasar lambang adalah hijau sebagai lambang kesuburan. 

11. Tulisan berwarna putih sebagai lambang kesucian.  

Kiai Ridwan Abdullah adalah santrinya Syaikhona Cholil Bangkalan, sebagaimana umumnya para kiai pendiri NU yang lain. Ia merupakan kiai yang total dalam berorganisasi. Buku Antologi Sejarah, Istilah, Amaliyah, dan Uswah NU menggambar sosoknya demikian: 

 Sejak terjun dalam organisasi Kiai Ridwan terpaksa mengurangi kesibukannya mengurus ekonomi. DUlu ia punya toko kain di Jalan Kramat Gantung sekaligus tailor. Toko itu kemudian diserahkan kepada adiknya.  

Rumah milik mertuanya di Bubutan juga diserahkan untuk kepentingan NU. Lantai bawah untuk percetakan NU, sedangkan lantai atas dipakai untuk sekretariat dan ruang pertemuan.

 Setiap ada anak mau berangkat mondok dan sowan kepadanya, selain diberi nasihat dan wejangan, juga tidak ketinggalan diberikan uang saku untuk bekal. Padahal dia sendiri sesungguhnya jarang punya uang banyak. 

Kesimpulan

Lambang Nahdlatul Ulama merupakan representasi visual dari nilai-nilai utama yang dijunjung oleh organisasi ini, yaitu ukhuwah, kekuatan aqidah, dan penyebaran Islam yang rahmatan lil 'alamin. Setiap elemen dalam lambang ini memiliki makna yang dalam dan terkait erat dengan visi misi NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia. Lambang ini tidak hanya menjadi identitas organisasi, tetapi juga simbol dari gerakan moral dan sosial yang ingin mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera dalam naungan ajaran Islam yang damai.

Pengaruh Lambang NU terhadap Identitas Anggota

Lambang Nahdlatul Ulama tidak hanya menjadi simbol yang mewakili organisasi pada tataran formal, tetapi juga memiliki pengaruh mendalam terhadap identitas para anggotanya. Setiap simbol dalam lambang ini merefleksikan prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang oleh setiap anggota NU dalam menjalani kehidupan beragama dan bermasyarakat.

Lambang Sebagai Perekat Identitas Keagamaan

Bagi anggota NU, lambang organisasi ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda keanggotaan, tetapi juga menjadi pengingat atas tugas dan tanggung jawab mereka sebagai Muslim yang mengikuti ajaran Ahlu Sunnah wal Jamaah. Rantai emas yang melambangkan ukhuwah, misalnya, mengingatkan mereka untuk senantiasa memperkuat ikatan persaudaraan dan solidaritas, baik di antara sesama Muslim maupun dengan kelompok lainnya. Dalam kehidupan sosial sehari-hari, anggota NU diharapkan dapat menjadi agen yang mempromosikan nilai-nilai toleransi, kerukunan, dan kedamaian.

Komitmen Terhadap Islam Moderat

Sebagai bagian dari identitas keagamaan, lambang NU juga menegaskan komitmen organisasi ini dalam mengusung Islam yang moderat. Bintang sembilan yang melambangkan Wali Songo mengingatkan bahwa penyebaran Islam di Nusantara dilakukan dengan pendekatan yang ramah, damai, dan menghargai keberagaman budaya lokal. Oleh karena itu, anggota NU didorong untuk terus melanjutkan tradisi ini dengan menghadirkan Islam yang ramah dan inklusif di tengah masyarakat yang multikultural.


Lambang NU sebagai Inspirasi Gerakan Sosial dan Keagamaan

Lambang NU bukan hanya sekedar simbol visual, tetapi juga menjadi inspirasi bagi berbagai gerakan sosial dan keagamaan yang dijalankan oleh organisasi ini. Nilai-nilai yang terkandung dalam lambang tersebut mendorong NU untuk aktif dalam berbagai sektor, seperti pendidikan, pemberdayaan ekonomi, kesehatan, hingga advokasi keadilan sosial.

Pendidikan sebagai Pilar Utama Gerakan NU

Salah satu implementasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam lambang NU adalah komitmen terhadap dunia pendidikan. NU telah mendirikan ribuan madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan formal lainnya yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Melalui pendidikan, NU berupaya mencetak generasi Muslim yang cerdas, berakhlak mulia, serta mampu menghadapi tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai agama.

Gerakan Sosial Kemanusiaan

Dalam ranah sosial, lambang NU yang penuh dengan makna persatuan dan kesatuan juga mendorong organisasi ini untuk aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan. NU memiliki berbagai lembaga filantropi yang bergerak di bidang kesehatan, bantuan bencana, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang dilambangkan oleh rantai emas, NU berusaha membantu mereka yang membutuhkan, tanpa memandang suku, agama, atau ras.

Relevansi Lambang NU di Era Modern

Di era modern yang penuh tantangan global, lambang Nahdlatul Ulama tetap relevan sebagai simbol perlawanan terhadap ekstremisme dan radikalisme. NU dengan lambangnya terus menegaskan posisinya sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa dan mempromosikan Islam yang moderat dan inklusif.

Peran NU dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Lambang NU, dengan bintang sembilannya yang melambangkan Wali Songo, merefleksikan upaya menjaga tradisi dan nilai-nilai lokal yang berpadu dengan ajaran Islam. NU, sebagai bagian dari penjaga warisan Wali Songo, terus berupaya memelihara harmoni antara Islam dan kebudayaan Nusantara, sekaligus memperkuat NKRI sebagai negara yang berdaulat dan berdasarkan Pancasila. Ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin, seperti yang diwakili oleh lambang bola dunia, menjadi dasar bagi NU untuk berperan aktif dalam menjaga kerukunan beragama dan nasionalisme.

Pengaruh Filosofi Lambang NU terhadap Pemikiran Generasi Muda

Generasi muda NU memiliki peran penting dalam melanjutkan perjuangan organisasi ini, dan lambang NU berfungsi sebagai pengingat nilai-nilai yang harus mereka emban. Setiap simbol dalam lambang tersebut menjadi panduan dalam membentuk karakter pemimpin masa depan yang berintegritas, moderat, dan berkomitmen pada nilai-nilai keislaman yang toleran.

Generasi Milenial dan Tantangan Global

Di tengah gempuran arus globalisasi dan digitalisasi, generasi muda NU menghadapi tantangan yang berbeda dengan pendahulu mereka. Namun, filosofi yang terkandung dalam lambang NU tetap relevan sebagai panduan dalam menghadapi tantangan tersebut. Tali simpul yang melambangkan kekuatan aqidah, misalnya, mengingatkan generasi muda untuk tetap kokoh dalam keyakinan mereka, meskipun dihadapkan pada berbagai pengaruh negatif dari luar.

Dengan pemahaman yang mendalam terhadap makna lambang NU, generasi muda diharapkan mampu menjadi pemimpin yang tidak hanya tangguh secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual. Hal ini sejalan dengan visi NU untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur di bawah naungan nilai-nilai Islam yang moderat.

Kesimpulan Akhir

Lambang Nahdlatul Ulama bukan sekedar simbol organisasi, melainkan cerminan dari identitas, visi, dan misi organisasi ini dalam mengusung Islam yang moderat, inklusif, dan rahmatan lil 'alamin. Setiap elemen dalam lambang NU memiliki makna mendalam yang menginspirasi anggotanya untuk terus berjuang dalam memperjuangkan nilai-nilai persatuan, keadilan, dan kemanusiaan. Dalam konteks modern, lambang ini tetap relevan sebagai panduan bagi anggota NU, khususnya generasi muda, dalam menghadapi tantangan global sembari menjaga komitmen terhadap ajaran Islam yang moderat.

Posting Komentar untuk "Makna dan Filosofi Lambang Nahdlatul Ulama "